Yeni vs HH

Yeni vs HH

Link blog IHHC : http://bundanurulkamal.wordpress.com/2013/06/26/yeni-vs-hh/

Berikut adalah curhat Yeni yang masuk keredaksi IHHC beberapa hari yang lalu. Dibaca ya, semoga menjadi bahan renungan Kawans semua.

Hidup memang sebuah perjuangan bagi seorang penderita hiperhidrosis.

27 tahun yang lalu tepatnya 7 Juni, seorang bayi laki-laki lahir di sebuah rumah sakit di kota Blitar, dia diberi nama Yeni Aminudin. Sebuah nama yang tidak lazim bagi seorang anak laki-laki. Mungkin bayi itu belum menyadari apa yang akan terjadi dengan dirinya di masa-masa yang akan datang.

Sebuah nama sebuah cerita
Menjadi BERBEDA bukanlah pilihan dalam hidupku. Kita tercipta sebagai makhluk sosial dimana kita tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Sejak SD hidupku memang terlihat sudah berbeda, nama menjadi sebuah topik tetap untuk membully ku, ditambah lagi ketika aku mengetahui kalau tangan dan kaki sering berkeringat dan basah.

Mungkin sejak saat itulah ketika aku menjadi bahan olok-olokan karena namaku dan aku tidak mudah bersosialisasi karena tanganku yang selalu basah setiap saat. Pernah saat itu aku mengadu kepada ibuku tentang apa yang kurasakan saat itu, tentang namaku yang seperti cewek ataupun tangan dan kaki yang selalu basah. Sampai saat ini aku belum mendapatkan jawaban yang memuaskan untuk kedua pertanyaanku tsb.

Untuk tanganku yang selalu basah, waktu itu ibuku membelikan sapu tangan untuk melap tanganku yang selalu basah, dimana sebelumnya ketika tanganku basah selalu aku usapkan di celana ku.

Kehidupan sekolah di SD, SMP dan SMA maupun kuliah merupakan sebuah kehidupan yang sulit dan kejam bagiku, kata orang sih aku anak yang pintar, tapi apalah arti sebuah kepintaran kalau itu tidak bias membuat diriku keluar dari sebuah kesulitan.

Ujian merupakan sebuah hal yang aku takutkan, bukannya aku takut tidak bisa menjawab pertanyaan, tetapi aku takut membuat basah kertas ujian yang bisa menggangguku dalam mengerjakan soal ujian. So far Alhamdulillah sejauh ini aku bisa melewati semua ujian itu, walau sulit untuk mencapai kepuasan hati.

Pernah saat itu ketika SMA, tepatnya hari senin, waktu itu kelas aku mendapat tugas sebagai petugas upacara. Waktu itu semuanya sudah berada di posisi masing-masing, akungnya petugas pembaca doa saat itu tidak masuk dan aku disuruh menggantikan untuk membaca doa. Dengan sangat terpaksa aku menerima tugas tsb. Hal ini merupakan kejadian pertama dan satu-satunya aku menjadi petugas upacara.

Dan sepeti biasa, aku sudah menduga kalau hal tsb tidak akan berjalan lancar. Ketika upacara berlangsung khidmat, keringatpun menetes dengan dengan deras dari kedua tanganku, so sad……. Baru setelah upacara berakhir, aku mengetahui kalau tepat di bawah tanganku tempat aku berdiri tadi, begitu banyak tetesan keringat. Banyak hal yang ingin aku lakukan, dan yang pasti hasilnya selalu mengecewakan dan menyakitkan.

Persahabatan dan Hiperhidrosis
Berteman merupakan sebuah hal yang sulit aku lakukan. Jujur… aku belum bisa menerima keunikan yang dalam diriku, baik namaku maupun hiperhidrosis ini.

Banyak kesempatan yang aku lewatkan dengan dengan teman-temanku atau aku menghindar dari mereka karena aku tidak mudah bersosialisasi dengan keadaan ini. Sulit untuk jujur atas keadaan yg aku alami. Sejelas apapun aku menjelaskan mereka tidak akan pernah mengerti. Selama ini tak ada satupun teman ataupun keluarga yang paham akan keadaanku ini. Buat teman-teman ataupun siapapun itu, aku minta maaf yaa kalau kalian merasa tidak nyaman ketika berjabat tangan denganku.

Bertemu teman lama ataupun kenalan merupakan sebuah hal yang menyenangkan, tapi tidak bagiku, aku bingung apa yang harus aku lalukan “fight or flight”. Yang pasti hasilnya selalu mengecewakan bagiku.

Bersalaman hal yang paling menakutkan bagiku
Aku ingin normal seperti mereka, setiap bertemu teman bersalaman dengan kuat. Tak jarang aku bersalaman dengan lemah dan tanpa tenaga. Tegur sapa adalah hal yang jarang aku lakukan. Aku ingin seperti mereka, ngobrol dan bersalaman. Lebaran, halal bihalal ataupun reunian merupakan momen-momen yang sulit untuk dilakukan.

Tak ada satupun orang yang mau bersalaman dengan orang yang tangannya basah, baik itu basah karena air atapun hiperhidrosis. Respon dan koment kadang aku dapatkan ketika aku bersalaman dengan orang. Aku tidak tahu harus menjawab apa, hanya senyum yang bias aku berikan kepada mereka sebagai jawaban.

Aku tidak tahu lagi harus bercerita tentang apa. Yang pasti hanya kesedihan dan kekecewaan yang aku dapatkan selama ini. Dewasa ini pernak pergi ke internist untuk memeriksakan jantung. Kata dokter ada masalah dengan sekat jantung, dilarang makan makanan yg terlalu asin dan menghindari olahraga yg memacu jantung, katanya sih gk boleh main bola. In fact, I do not like playing football.

Setelah diberi obat dan diminum sampai habis, gk ada hasil yg signifikan. Setelah itu kembali lagi ke dokter tsb, untuk yang kedua ini, si dokter cuma bilang “ banyak berdoa aja dan pasrahin sama Allah”, aku bingung sama si dokter, kayaknya si dokter sudah memvonis kalau tangan dan kaki akan selamanya begini seumur hidupku.

Aku mengharapkan saran dari si dokter, apa yang harus aku lakukan selanjutnya atau ngapain, sayangnya si dokter tidak memberi saran apapun. Waktu itu periksa ke dokternya sendiri, jadi bingung mesti tanya apa.
Untuk mengurangi keringat di tangan, aku usahain cuci tangan sesering mungkin. Selain itu aq mnghindari penggunaan parfum, hand body ataupun minyak rambut, karena hal tsb malah memacu munculnya keringat lebih cepat.

Semakin banyak mengingat kejadian masa lalu, hanya akan membuatku sedih dan menangis, karena hal ini telah merubah hidupku dari kecil. Hiperhidrosis merampas semuanya. Hanya ketidakadilan yang aku dapatkan.

Bulan Oktober nanti aku akan diwisuda, apakah aku senang?? gak juga…… setiap ada hal yang penting, hanya cara mengatasi hiperhidrosis yang aku pikirkan, karena aku tahu hasilnya akan tetep sama.
Pekerjaan, aku tidak tahu pekerjaan apa yang cocok aku jalani untuk mengisi sisa waktuku di dunia ini. “sehat jasmani dan rohani” apakah seorang penderita hiperhidrosis bias dikatakan sehat jasmani dan rohani.
Terlalu banyak pengalaman yang menyakitkan untuk dibagi. Semoga aku masih kuat menjalani kerasnya hidup ini.
Terima kasih sudah mau membaca cerita ku yang gk jelas alurnya ini.


Comments

Popular Posts