Kisah Nyata Naz Menjalani Operasi ETS Tahun 2005 Di Inggris
Naz vs ETS
Juli 2005. Angin pagi hari itu menusuk tulang dan pikiran Naz. Sebulat apapun tekad dan niatnya tuk jalani operasi bedah Endoscopic Thoracic Sympathectomy (ETS) pagi hari ini di Frimley Hospital, daerah Surrey, Inggris, tetap aja Naz sedih dan takut.
Sedih karena harus menjalani operasi ini seorang diri, dua anak dan istrinya di Indonesia, tiada menemaninya di saat-saat genting seperti ini. Takut karena sebagai manusia biasa, Naz terngiang-ngiang peringatan dokter, "Saran saya, janganlah ambil operasi ETS, karena operasi ini termasuk major surgery alias operasi besar dan beresiko kematian, memiliki efek samping, dan tidak permanen".
Tapi Naz telah sampai di rumah sakit dan sudah memakai pakaian pasien. Duduk di ranjang operasi dan di dorong oleh seorang suster menuju ruang operasi. Baju operasi yang super minim dan tipis itu mengundang angin dingin menembus tulang tapi seakan tak terasa oleh Naz dikarenakan pikirannya yang terfokus hanya kepada operasi yang akan segera dijalaninya dan orang-orang yang begitu dicintainya yang ditinggalkannya nun jauh di tanah Jawa sana.
Seorang dokter telah menanti mereka di ruang operasi, berbincang sebentar tuk pecahkan ketakutan Naz dan segera memulai operasi.
Oh ya pada saat berganti pakaian tadi, Naz di suntik bius. Jadi ketika tiba di ruang operasi, Naz bertahan hanya beberapa saat sebelum tak sadarkan diri dan dokterpun beraksi...
Kurang lebih satu jam kemudian, Naz terbangun oleh dinginnya suhu ruangan, berisiknya para suster dan keringnya tenggorokan. Naz mencoba memanggil suster, tapi efek suntikan bius rupanya masih begitu kuat, sehingga yang keluar dari mulutnya hanya gumaman tak jelas. Tapi ada seorang suster yang melihat dan segera membawakannya segelas air putih.
Air putih ternikmat, terempuk dan terlezat dalam kehidupan seorang Naz. Betapa tidak, tenggorokannya seperti ditinggalkan di tengah padang pasir Sahara. Dan yang paling penting adalah : Naz masih HIDUP!
Rintangan resiko kematian telah dilaluinya. Tinggal sekarang, adalah bagaimanakah hasil ujian Operasi ETS? Luluskah Naz? Sembuhkah ia...baca lanjutannya, di sini.
Tetap semangat Kawans!
Juli 2005. Angin pagi hari itu menusuk tulang dan pikiran Naz. Sebulat apapun tekad dan niatnya tuk jalani operasi bedah Endoscopic Thoracic Sympathectomy (ETS) pagi hari ini di Frimley Hospital, daerah Surrey, Inggris, tetap aja Naz sedih dan takut.
Sedih karena harus menjalani operasi ini seorang diri, dua anak dan istrinya di Indonesia, tiada menemaninya di saat-saat genting seperti ini. Takut karena sebagai manusia biasa, Naz terngiang-ngiang peringatan dokter, "Saran saya, janganlah ambil operasi ETS, karena operasi ini termasuk major surgery alias operasi besar dan beresiko kematian, memiliki efek samping, dan tidak permanen".
Tapi Naz telah sampai di rumah sakit dan sudah memakai pakaian pasien. Duduk di ranjang operasi dan di dorong oleh seorang suster menuju ruang operasi. Baju operasi yang super minim dan tipis itu mengundang angin dingin menembus tulang tapi seakan tak terasa oleh Naz dikarenakan pikirannya yang terfokus hanya kepada operasi yang akan segera dijalaninya dan orang-orang yang begitu dicintainya yang ditinggalkannya nun jauh di tanah Jawa sana.
Seorang dokter telah menanti mereka di ruang operasi, berbincang sebentar tuk pecahkan ketakutan Naz dan segera memulai operasi.
Oh ya pada saat berganti pakaian tadi, Naz di suntik bius. Jadi ketika tiba di ruang operasi, Naz bertahan hanya beberapa saat sebelum tak sadarkan diri dan dokterpun beraksi...
Kurang lebih satu jam kemudian, Naz terbangun oleh dinginnya suhu ruangan, berisiknya para suster dan keringnya tenggorokan. Naz mencoba memanggil suster, tapi efek suntikan bius rupanya masih begitu kuat, sehingga yang keluar dari mulutnya hanya gumaman tak jelas. Tapi ada seorang suster yang melihat dan segera membawakannya segelas air putih.
Air putih ternikmat, terempuk dan terlezat dalam kehidupan seorang Naz. Betapa tidak, tenggorokannya seperti ditinggalkan di tengah padang pasir Sahara. Dan yang paling penting adalah : Naz masih HIDUP!
Rintangan resiko kematian telah dilaluinya. Tinggal sekarang, adalah bagaimanakah hasil ujian Operasi ETS? Luluskah Naz? Sembuhkah ia...baca lanjutannya, di sini.
Tetap semangat Kawans!
Comments
Post a Comment