HH vs Keluarga


Ini adalah pertanyaan / curhat Nurul

Asslm… Mas Kamal, اَلْحَمْدُلِلّهِ saya kmarin tgl 21 Feb 2013 sdh bertemu dengan istri mas Kamal yang bertempat d Tangerang. Saya jga membawa teman saya yang kondisinya sama dia jga penderita HH PP. Stelah bebincang2 dengan istri mas Kamal, kita pun mencoba alat ionto tersebut. Saya pun bercerita tentang IHHC tersebut pd kluarga saya,tetapi tanggapannya kurang. Jd mereka seperti orang yang tidak peduli. Sakit banget rasanya mas. Mereka slalu menggap enteng. Saat itupun saya hanya bisa menangis. Kadang saya lebih baik diam mas, daripada menjelaskan apa yang saya rasakan. Karena lebih menyakitkan ketika mreka bisa mendengar tapi tidak bisa mengerti dengan keadaan dan perasaanku mas. Ketika bercerita dengan siapa pun, klw dia tdk penderita hh tidak akan bisa berempati. Tambah drop mas, sakittt bagt rasanya… Ada solusi mas? Tk mas kamal.



Jawab :



Wa’alaykum salam Nurul. Pertama, saya dan semua penderita HH turut berempati dengan kondisi HH yang Nurul derita dan implikasi dalam kesehariannya PLUS tanggapan ortu/keluarga yang kayanya nganggep enteng kondisi HH.

Solusinya :

1. Tetep COOL dan longgarkan pakaian, lho salah ya hehehee.

Tanggapan ortu dan keluarga yang adem-ayem itu sebenarnya wajar. Kenapa ? Karena di balik sikap acuh mereka sebenarnya karena ketidakmengertian mereka akan kondisi medis yang kita derita.

Jadikan komunikasi yang kemarin sebagai uji-coba pertama dan jangan terlalu cepat menyerah. Beri mereka waktu. Duduk dan tunjukkan betapa tersiksanya Nurul akan kondisi telapak tangan & kaki yang terus menerus mengucurkan keringat terutama di saat-saat penting.

Memang tidak mudah menyakinkan orang yang bukan penderita. Namun itu karena mereka belum terlalu mengerti. Beri mereka pengertian. Dalam memberi pengertian, coba dengan cara yang positif. Artinya jauhi kalimat yang mengandung keluh-kesah dan kalimat negatif. Coba dengan kalimat positif. Contoh : ” Pak / Bu / Kak / Dik, pernah denger nggak istilah keringat berlebih ? Ada sebutannya lho di dunia internasional yaitu hyperhidrosis. Kondisi yang saya juga derita di telapak tangan dan kaki ini sangat mengganggu keseharian saya terutama ketika sedang dalam kondisi… ( presentasi, di dalam kelas dan lain sebagainya ).

Bisa juga diselipkan dalam percakapan santai keseharian di dalam rumah, misalkan ketika semua anggota keluarga berkumpul untuk makan malam atau ketika semuanya telah selesai beraktifitas. Coba selipkan beberapa kalimat yang mengandung HH. Lama-kelamaan mereka akan bertanya dan menganggap serius keseriusan kita.

2. Harus dari diri kita sendiri

Ketika ortu / keluarga belum memberi dukungan serius, maka diri kita sendiri yang harus terus bersemangat tanpa kenal lelah untuk memperkaya keilmuan kita akan apa definisi, jenis HH apa yang kita derita  ( bisa kita tebak dari gejala yang bisa di baca disini : http://bundanurulkamal.wordpress.com/2012/03/29/primary-focal-hyperhidrosis-pfh-apaan-tuh/

dan jenis terapi apa yang tersedia untuk mendekati kondisi kesembuhan.

Penyakit datangnya dari NYA dan yakini pula bahwa ksembuhan pun PASTI datangnya dari NYA.

Kalo satu hal ini udah kita yakini, maka kesembuhan akan lebih mudah di capai karena kita akan terus berdoa, berusaha dan memohonkan kesembuhan HANYA kepada NYA. Obat, mesin, dokter dan lain sebagainya semua itu hanyalah perantara.

Oke, sementara itu dulu, insya ALLOH besok atau nanti malam saya terusin lagi ya, maklum udah harus masuk kerja. Begini lah nasib karyawan

Tetap semangat Nurul!

Comments

Popular Posts