HH vs Karir


Semua penderita HH tentunya setuju dengan pendapat dan kenyataan bahwa keringat berlebih dan karir bukan pasangan serasi.

Keringat berlebih muncul di saat-saat tubuh merasa panas. Panas karena suhu yang memang panas, badan yang sedang bekerja keras baik fisik maupun pikiran, juga panas yang disebabkan stress.

Stress banyak penyebabnya. Penderita HH seringkali dihinggapi kata ini. Kita sadar bahwa tubuh kita berkeringat melebihi batas normal. Berdasarkan pengalaman hidup, maka otak merekam kejadian, misalnya ketika seorang penderita berada di dalam situasi di tengah keramaian atau harus berbicara di depan banyak orang dan tubuh merasa panas dan segera mendinginkannya dengan keringat yang di keluarkan di titik-titik favoritnya. Rekaman otak tadi terus berulang. Dan tubuh pun selalu sukses mengulangi perintah otak yang mensinyalkan panasnya suhu tubuh karena picuan situasi tadi.

Apakah ini gangguan kejiwaan ? Jawabannya adalah bukan. Ini murni faktor fisik. JIka memang HH yang kita derita adalah bawaan lahir maka jawaban kenapa ketika dihadapkan pada situasi tertentu dan kita gugup maka HH spontan beraksi dengan senjata keringat mautnya adalah karena tubuh merasa panas dan harus mendinginkan suhu tadi agar tidak over-heated alias kepanasan.

Tidak ada gangguan kejiwaan atau sejenisnya tapi memang kondisi medis HH ini memicu kecemasan. Sulit memisahkan keduanya. Tapi bisakah keduanya di pisahkan ? BISA. Kendalikan pikiran. Memang membutuhkan motivasi dan konsentrasi tingkat tinggi.

Tapi  bukan di sini pembahasannya ya..

Naz bekerja di dunia perhotelan. Awal karirnya pada tahun 1995 di sebuah restoran franchise Amerika terkenal lalu pindah beberapa kali ke restoran besar lainnya termasuk Planet Hollywood dan akhirnya pada tahun 2000 Naz berkarir di Four Seasons Hotel Jakarta. 5 tahun di sana, Naz melihat kesempatan untuk pergi ke hotel cabang di negara Inggris. Setelah melewati 4 kali interview lewat telfon, akhirnya Naz pun mendapatkan pekerjaan di Four Seasons Retreat Hampshire, Inggris, tidak jauh dari London. Setahun Naz hidup, bekerja, bergaul dengan semua teman dari Inggris dan banyak negara lainnya. Keingintahuannya yang begitu besar akan definisi, terapi dan penyembuhan HH Palmar & Plantar yang dideritanya, mengantarkan Naz kepada beberapa dokter yang memang berkompeten menangani HH.

Beberapa kali berkonsultasi dengan dokter di dekat apartemennya, akhirnya Naz di rujuk ke satu Rumah Sakit besar di kota Frimley di daerah Surrey. Beberapa kali pula Naz pergi ke sana dan menjalani step-step terapi :

1. Obat oles alias antiperspirant

Berbeda dengan deodorant seperti Rexona dan sejenisnya yang biasa kita pakai sehari-hari, maka obat ini memiliki kandunganaliminium chloride tinggi untuk menghentikan keringat.

Hasilnya ? Nggak mempan.

2. Obat Minum

Hasilnya ? Nggak mempan.

3. Senjata pamungkas :

a. Suntikan BOTOX

Mahal dan tidak dijamin oleh asuransi

b. Terapi Mesin Iontophoresis

Syaratnya Naz harus bolak-balik apartemen ke RS Frimley di daerah Surrey. Jauh banget. Sekali jalan bisa hampir 1,5 jam. Sementara Naz harus bekerja setiap hari.

Terapi ini paling dianjurkan dokter karena tidak memakai obat kimia dan paling mendekati kondisi kesembuhan.

c. Operasi ETS

Operasi mematikan syaraf penghasil keringat. Daerah yang di operasi HANYA telapak tangan kanan. Satu kali operasi hanya untuk satu bidang. Jika menginginkan operasi untuk bidang lain, maka harus sabar menunggu sekitar sebulan.

Tindakan medis ini yang akhirnya di ambil Naz. Dengan pertimbangan bahwa Naz butuh solusi cepat. Terlepas dari peringatan dokter bahwa operasi ETS ini berefek samping pindahnya titik keringat dari telapak tangan kanan Naz ke titik lain di tubuh, namun Naz tetap bersikeras menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa pilihan ETS ini adalah murni pilihan Naz tanpa paksaan pihak mana pun.

Kok pake surat pernyataan segala ? Ternyata operasi ETS ini memiliki resiko kematian. Naz sengaja nggak memberitahu istrinya tentang niaynya menjalani operasi ini, hingga malam sebelum operasi.

Istrinya nangis dan terus memohon Naz membatalkan niat ini. TIDAK BISA. Naz sudah membulatkan tekad akan maju esok hari ke pertempuran terbesar dalam hidupnya.

Hasilnya ? Setelah 40 menit operasi, Naz terbangun oleh dinginnya ruang. Tenggorokannya kering, Naz mencoba memanggil perawat tapi obat bius masih begitu kuat menguasai indera nya sehingga tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Seorang suster melihatnya dan membawakan segelas air ternikmat dalam hidupnya.

Air tadi terasa nikmat karena Naz mengetahui bahwa dirinya masih hidup dan Alhamdulillah atas izin ALLOH, Naz juga bisa mengalahkan operasi ETS yang beresiko kematian dan atas izin NYA pula Naz sembuh. Telapak tangan kanannya tidak lagi memuncratkan keringat.

Itu awal hari kelahiran kembali Naz di bumi ini. Setelah operasi itu, tangannya kering total. Yang sebelah kanan doang ya. Kiri masih sukses berkeringat, walaupun di tengah salju.

Disadarinya selepas operasi ETS itu, dada atas kanan dan punggung bawah kanannya berkeringat. Itu adalah bentuk nyata dari peringatan dokter akan efek samping berpindahnya titik keringat setelah ETS.

Hari-hari setelah operasi dijalani Naz dengan penuh suka cita. Dunia lebih berwarna dengan kondisi normal tanpa keringat. Sekaligus juga Naz di elus oleh sebuah kekuatan yang membuatnya sadar bahwa kondisi ini adalah dari NYA dan jika menyakini akan niat baik kita akan kesembuhan, maka DIA akan tunjukkan jalan guna meraihnya.

Operasi ETS tadi di jalani Naz tanpa biaya. Kok bisa ? Bisa, karena tiap bulan Naz gajian langsung di potong pemerintah Inggris untuk NHS alias National Health Services. Kertas tagihan yang Naz tanda tangani menunjukkan jumlah total GBP 4000-an. Itu semua biaya. Dokter, rawat inap semalam, operasi ETS. Konversi GBP 1 = USD 1,70, jadi sekitar USD 6800, sekitar Rp 68 juta. Untuk satu telapak tangan!

GRATIS. Tidak sepeser pun uang yang Naz keluarkan, walau sebenarnya tiap bulan juga uang gajinya di sunat pemerintah Inggris.

2005 – 2009 ADALAH 4 tahun paling manis dalam hidup Naz. Walau akhirnya apa yang dokter bilang bahwa ETS bukan jaminan akan kesembuhan permanen, terbukti. September 2009 telapak tangan kanan Naz kembali berkeringat. Walau tidak separah dulu, namun tetap berkeringat banyak.

Suka-duka HH dalam berkarir, tentunya semua penderita HH yang sudah bekerja mengetahuinya dengan fasih. Ketika harus berjabat tangan, ketika harus presentasi dan semua jenis pekerjaan yang membutuhkan kondisi kering selalu dikalahkan satu hal. KERINGAT.

Positive thinking, motivasi kesembuhan, pola hidup sehat seringkali tidak mencukupi untuk menanggulangi HH. Lantas apakah yang bisa menanggulangi HH ?

Jawabannya adalah menerima kondisi ini dengan ikhlas, meyakini bahwa HH ini tiada lain adalah nkmat NYA guna membuat kita menjadi manusia penuh rasa syukur dan sekaligus juga meyakini bahwa kesembuhan HANYA datang dari Alloh Azza wa Jalla.

Hentikan amarah dan hujatan akan kondisi ini karena berarti kita sedang marah dan menghujat NYA. Ucapkan syukur dan perbanyak istighfar. Karena memperbanyak istighfar insya ALLOH akan membuka pintu kesembuhan tentunya dengan dibarengi usaha untuk meraih kesembuhan.

Setiap kali kita terjatuh karena HH, maka setiap kali itu juga kita bangkit dengan semangat dan pancangkan niat akan kesembuhan dengan satu keyakinan : ” HH ini tidak akan bisa membuatku hancur, malah sebaliknya aku akan menghancurkan HH dengan bantuan Alloh Subhanahu wa ta’ala “

Kawans semua, mari kita berdoa bagi kesembuhan diri masing-masing dan kita semua penderita HH di muka bumi ini agar kita bisa menjalani hidup dan beribadah kepada Alloh Azza wa Jalla dengan baik dan benar seperti yang telah dicontohkan Rosul kita Muhammad shollallohu ‘alayhi wa salam.

Tetap semangat kawans!

Kunjungi juga :
http://ihhc-ionto.com/

Comments

Popular Posts